Melihat keinginan para pembaca dan komentar para teman-teman Mudika dari paroki atau wilayah lain tentang blog ini alangkah menarik untuk kita tanggapi dan diskusikan. Pertama, adanya keinginan agar para Mudika diperkenankan menulis sehingga yang menulis di sini bukan orang-orang itu aja. Usulan ini sangat bagus namun pada kenyataannya ketika mereka disuruh memasukkan tulisan mereka ke alamat imel seperti yang sudah tertera hanya ada beberapa yang mengirimkan tulisannya dan itupun bukan karya mereka sendiri sehingga tidak kita upload di sini. Dari sini mungkin bisa kita simpulkan (meskipun kesimpulan ini bersifat asumsi karena tidak survei langsung ke lapangan) bahwa minat untuk menulis di kalangan Mudika sangat minim. Juga minat baca di kalangan Mudika sangat kurang karena dari kegiatan yang terlihat jarang ada Mudika khususnya di Paroki kami yang mengadakan acara bedah buku dan mengkritisinya. Sebenarnya banyak yang bisa dilaksanakan di sini misal membedah buku “Davinci Code” atau “Ajaran Sosial Gereja” yang disunting oleh Charles O Curran. Atau karya-karya penulis kita seperti “Antara Kabut dan Tanah Basah” BB. Triatmoko, SJ. “Menggugat Tuhan” F. Rahardi. Dari contoh tersebut sebenarnya banyak buku-buku yang bisa kita bedah dan kritisi yang menjadi kajian para Mudika kita.
Kedua, adanya keinginan untuk melakukan jejaring antar Mudika. Beberapa juga punya keinginan tidak hanya bisa berkomunikasi di dunia maya namun sekali waktu ada anjangsana dan bisa berkegiatan bersama. Dari hal ini Mudika sebenarnya punya wadah di tingkat kevikepan dan keuskupan yang bisa menjembatani keinginan-keinginan seperti itu. Namun akhir-akhir ini kegiatan akbar yang melibatkan seluruh perwakilan Mudika Paroki tidak kita dengar atau mungkin informasinya tidak sampai di Paroki. Sebenarnya menurut hemat kami jejaring seperti ini akan lebih enak dan fleksibel jika menggunakan istilah spiritualitas sehingga kita tidak terjebak dan tersekat ke dalam kotak-kotak agama dan wilayah. Di Jogja misalnya ada FPUB (Forum Persaudaraan Umat Beriman), Institute DIAN Interfidei, Anand Krishna Center, Paguyuban Tri Tunggal yang bersifat universal dan non diskriminasi sehingga ada hal-hal yang bisa kita bahas dan kalau perlu mengundang salah satu tokoh dari anggota komunitas tersebut untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita. Melihat keindahan pelangi sebagai mejikuhibiniu tidak seperti cara pandang kita saat ini yang melihat sesuatu hanya melalui sudut merah melulu atau melihat gajah hanya dari ukuran gading atau belalainya saja. Spiritualitas itu holistik atau menyeluruh sehingga mereka yang berspiritualitas biasanya memiliki pandangan yang luas dan jiwa yang utuh.
Dari jabaran itu kami hanya memberikan sedikit pandangan bahwa sebenarnya banyak sekali kegiatan yang bisa dilakukan oleh Mudika untuk tidak mengatakan bahwa kegiatan yang sudah dijalani selama ini monoton dan kurang bisa membuka celah wawasan kesadaran. Silahkan ditanggapi dan mari kita diskusi dengan pikiran yang segar dan jernih.
Kedua, adanya keinginan untuk melakukan jejaring antar Mudika. Beberapa juga punya keinginan tidak hanya bisa berkomunikasi di dunia maya namun sekali waktu ada anjangsana dan bisa berkegiatan bersama. Dari hal ini Mudika sebenarnya punya wadah di tingkat kevikepan dan keuskupan yang bisa menjembatani keinginan-keinginan seperti itu. Namun akhir-akhir ini kegiatan akbar yang melibatkan seluruh perwakilan Mudika Paroki tidak kita dengar atau mungkin informasinya tidak sampai di Paroki. Sebenarnya menurut hemat kami jejaring seperti ini akan lebih enak dan fleksibel jika menggunakan istilah spiritualitas sehingga kita tidak terjebak dan tersekat ke dalam kotak-kotak agama dan wilayah. Di Jogja misalnya ada FPUB (Forum Persaudaraan Umat Beriman), Institute DIAN Interfidei, Anand Krishna Center, Paguyuban Tri Tunggal yang bersifat universal dan non diskriminasi sehingga ada hal-hal yang bisa kita bahas dan kalau perlu mengundang salah satu tokoh dari anggota komunitas tersebut untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita. Melihat keindahan pelangi sebagai mejikuhibiniu tidak seperti cara pandang kita saat ini yang melihat sesuatu hanya melalui sudut merah melulu atau melihat gajah hanya dari ukuran gading atau belalainya saja. Spiritualitas itu holistik atau menyeluruh sehingga mereka yang berspiritualitas biasanya memiliki pandangan yang luas dan jiwa yang utuh.
Dari jabaran itu kami hanya memberikan sedikit pandangan bahwa sebenarnya banyak sekali kegiatan yang bisa dilakukan oleh Mudika untuk tidak mengatakan bahwa kegiatan yang sudah dijalani selama ini monoton dan kurang bisa membuka celah wawasan kesadaran. Silahkan ditanggapi dan mari kita diskusi dengan pikiran yang segar dan jernih.
No comments:
Post a Comment