Saint Josep Youth Community
Internet sebuah dunia yang menampilkan global vilage[1] dimana jarak dan batas-batas negara tidak tampak lagi. Moralitas yang membatasinya tak terperhitungkan lagi. Dunia menjadi tampak sangat kecil. Dalam situasi yang demikian ini menjadi tantangan dan sekaligus peluang untuk di manfaatkan. Segelitir kamu muda gereja yang peduli pada proses pendewasaan kaum muda parokinya. Mereka melihat dunia internet dapat menjadi salah satu sarana untuk mewujudakan pendampingan bagi kaum muda gerejanya yang semakin individual.
Berbekal segala macam yang pas-pasan dan pengetahuan mengenai pastoral dalam dunia internet sekelompok kecil kamu muda ini membentu sebuah komunitas kecil peduli internet dengan mengahadirkan sebuah webblog untuk menggalang dan menyatukan hati kaum muda parokinya. Meskipun demikian pilihan mengahadirkan webblog kaum muda ini adalah sebuah pilihan yang tak mudah.
“Today's revolution in social communications involves a fundamental reshaping of the elements by which people comprehend the world about them, and verify and express what they comprehend. The constant availability of images and ideas, and their rapid transmission even from continent to continent, have profound consequences, both positive and negative, for the psychological, moral and social development of persons, the structure and functioning of societies, intercultural communications, and the perception and transmission of values, world views, ideologies, and religious beliefs. ”The truth of these words has become clearer than ever during the past decade. Today it takes no great stretch of the imagination to envisage the earth as an interconnected globe humming with electronic transmission chattering planet nestled in the provident silence of space. The ethical question is whether this is contributing to authentic human development and helping individuals and peoples to be true to their transcendent destiny.[2]
Namun begitu gerakan kamu muda paroki Bintaran ini sangat sejalan dengan gagasan yang muncul dalam website komsos yaitu www.ber-komsos.blogspot.com yang melansir kata-kata dari dekrit Inter Mirifica art 3 yang mengatakan bahwa sikap gereja terhadap alat-alat komunikasi sosial adalah sebagai berikut Gereja Katolik didirikan oleh Kristus Tuhan untuk membawa keselamatan kepada semua manusia. Karena itu ia didesak dengan sangat untuk menginjil, dan menganggap bagian dari tugasnya untuk mewartakan berita keselamatan juga melalui alat-alat komunikasi dan untuk mengajar manusia mengenai penggunaannya yang tepat. Maka Gereja mempunyai hak alamiah untuk menggunakan dan memiliki serba ragam alat ini, sejauh dibutuhkan dan berguna bagi pendidikan Kristen dan bagi semua usaha penyelamatan jiwa-jiwa. Adalah tugas para gembala kudus untuk mengajar dan membimbing umat sekian, sehingga juga berkat bantuan alat-alat ini, mereka memperoleh keselamatan dan kesempurnaan dirinya dan seluruh umat manusia. Selain itu, adalah tugas terutama para awam, untuk mengilhami alat-alat ini dengan semangat manusiawi dan semangat Kristiani, sehingga sesuai dengan rencana Ilahi.[3]
Berbekal keyakinan dan di perkuat dengan adanya berbagai dekrit yang mengatur soal pastoral dalam dunia internet inilah akhirnya web paguyuban kaum muda paroki Bintaran terwujud. Meski bemodal dengkul dan pengalaman serta kemampuan yang seadanya wajah kaum paroki St. Yusuf Bintaran dalam dunia internet di goreskan.
II. Profile Youth Saint Josef Community (YSJC)
Youth Saint Josef Community yang sering disingkat dengan YSJC bukanlah sebuah organisasi kepemudaan resmi dibawah paroki Bintaran melainkan sebuah kelompok minat kaum muda pada dunia internet. Meski sebagian besar dari anggotanya adalah mudika paroki Bintaran yang mempunyai keprihatinan pada pendampingan dan gerak dinamika mudika yang akhir-akhir ini terjebak dalam situasi yang “amem” dan sepi-sepi saja.
Selain punya minat dalam dunia internet para anggota komunitas ini juga mempunyai kemampuan akademis yang mendukung. Latar belakang pendidikan yang bervariasi dari SMA sampai perguruan tinggi. Selain itu sebagian ada yang telah bekerja ada juga yang masih studi. Mulai dari teknisi sampai wartawan. Kenyataan inilah yang menjadikan YSJC semakin tangguh dalam mengelola website. Awal munculnya ide membuat webblog ini terjadi saat ada obrolan di aula tempat biasa mudika paroki berolah raga yaitu badminton. Tanpa senggaja obrolan mengarah pada gerakan kaum muda yang ingin merucingkan gerakannya. Peruncingan gagasan pembuatan webblog terjadi pada saat kumpul-kumpul teman-teman mudika paroki Bintaran setelah tugas parkir dan dilajutkan pada pertemuan informal di lobby kantor Komsos KAS.
Gagasan Awalnya program pembuatan webblog mudika ini hanyalah sebagai ajang untuk tukar pikiran, pengalaman dan sekaligus bahan-bahan untuk pertemuan mudika. Selanjutnya tujuan blogger mudika bergeser menjadi lebih serius yaitu sebagai sebuah counter pada situasi mudika paroki yang tidak terlalu mendapat perhatian kaum tua. Selanjutnya setelah beberapa kali pertemuan akhirnya tujuan blogger mudika ini semakin mengkristal yaitu menjadi sarana kontak dan sekaligus menjadi ajang untuk merenungkan ekspresi kaum muda Paroki Bintaran. Setelah gagasan blogger mudika ini mengkristal akhirnya beberapa teman mulia mengerjakan web ini dengan berbagai sumber tulisan yang telah ada. Pada tanggal 20 Februari 2005 akhirnya web ini publish di dalam internet online zone blogspot dengan nama web yaitu http://mudikabintaran.blogspot.com. Tidak lama setelah itu webblog ini kemudian menjadi salah satu web yang di link ke website Keuskupan Agung Semarang (www.kasemarang.org)[4]
III. Permasalahan
Dalam setiap gerakan yang mencoba mensikapi keadaan sebagai sebuah bentuk representasi dari aksi yang ada tentu memunculkan pro dan kontra di dalamnya. Pertama yang hendak di bahas adalah faktor pendukung dari gerakan mudika Bintaran ini adalah
· Ada keprihatinan yang hendak di perjuangkan segelintir anak muda yang
kreatif ini, yaitu membuat kegiatan mudika lebih menarik dan menjadi
ispirasi gerekan kaum muda linkungan serta masyarakat luas.
· Didukung oleh Komisi Komunikasi Sosial dengan uplink dan juga saran agar web ini makin berkembang.
· Kemapuan Intelektual, pendidikan, dan kerjasama yang baik antar anggota tim webblog.
· Tidak ada organisasi yang terikat, melainkan menjadi paguyuban atau forum bebas bicara hingga paswordnyapun menjadi sangat terbuka untuk siapa saja yang ingin posting.
· Didukung juga oleh teman-teman yang berkemampuan lebih dalam bidang internet, fotografi, peliputan jurnalistik, dan pastoral kaum muda.
Meski demikian banyak dukungan toh masih saja ada masalah yang kurang mendukung dalam pelayanan kaum muda di bidang internet ini.
· Pendanaan yang masih di support dengan uang saku masing-masing anggota tim yang terlibat. Dalam hal ini dana menjadi sangat vital karena akses internet hanya bisa dilakukan dari warnet saja.
· Kurangnya sosialisasi pada teman-teman mudika yang lain karena saat ini mudika paroki masih terfokus pada kegiatan-kegiatan yang telah teragenda sebelumnya.
· Kurang solidnya tim karena adanya kesibukan yang berbeda-beda sehingga konsep content web masih belum maksimal.
Namun demikian webblog ini menjadi tonggak kebangkitan kaum muda paroki Bintaran yang justru memunculkan ide-ide segar yang sangat berguna bagi kaum muda pada khususnya dan seluruh paroki pada umumnya.
IV. Pola pendampingan
Gagasan dasar pendampingan ini muncul dari ide keterlibatan sebagian kaum muda paroki Bintaran yang terlibat di Komsos KAS dan Komisi Kepemudaan Kevikepan Jogja. Ide awal dilontarkan oleh Romo Willem Pau, Pr ketua Komsos KAS. “Menjadi seorang rasul tidaklah sulit di jaman sekarang ini, tinggal mau atau tidak, meski belum ada wadah khusus dalam gereja mengenai masalah pastoral ini. Paling tidak kami pernah saling bertemu secara pribadi, mensharingkan pengalaman pelayanan kami dan disana muncul ide-ide pengembangan pastoral ini, sampai saat ini apa yang kami lakukan kami sebut sebagai proses animasi,“ ungkap Rm Willem, Pr.[5] Gagasan ini juga tidak terlepas dari gagasan SGKI yang intinya adalah bangkit dan bergeraklah, sehingga dalam proses gerakan ini kaum muda paroki Bintaran tidak ingin cepat-cepat puas dalam menjalankan segala bentuk kegiatan dan usaha membangkitkan semangat anggota-anggotanya.[6]
Sebagai gerakan baru pendampingan yang dilakukan adalah dari, oleh, dan bersama kaum muda itu sendiri. Pendampingan dilakukan oleh kaum muda paroki Bintaran sendiri (mudika senior). Pendampingan diperuntukan bagi mudika itu sendiri dan program pendampinganya di oleh sendiri berdasarkan data dan pengalaman yang dialami sendiri oleh kaum muda itu sendiri.
Program pengolahan dalam mengelola webblog ini juga bersumber dari hasil pertemuan Pernas dan SGKI yang baru lalu, yaitu 5 pertanyaan yang muncul setelah pertemuan itu bagaiman memulainya, bagaimana memeliharanya, bagaimana meluaskanya, bagaimana menilainya, dan bagaimana dari penilaian itu gerakan semakin meluas.[7] Pertanyaan-pertanyaan inilah yang menjadi titik pijak pengembangan gerakan pastoral internet bagi kaum muda yang muncul dari mudika Bintaran, dilaksanakan oleh mudika Bintaran dan berkembang bersama-sama. Inilah arti dari metode pendampingan alla teman seperjalanan.
V. Harapan dan Keinginan di masa sekarang dan yang akan datang
Berikut ini ungkapan keinginan yang diharapakan oleh kaum muda Bintaran Tina, sekertaris Paroki St. Yusuf Bintaran yang aktif dalam mudika mengatakan “Adanya website kaum muda dan mudika pastinya akan menambah jaringan kaum muda yang ada di keuskupan ini, sehingga ketika kita membutuhkan bantuan atau dimintai membantu semuanya akan terselengara dengan mudah lewat jaringan itu” “Prinsipnya web ini menjadi ajang komukasi dan sosialisasi program-program paguyuban kami, selain menampilkan renungan dan sekaligus profil mudika yang menurut kami layak diacungi jempol kiprahnya dalam paroki maupun kegiatan diluar linkup gereja,” tutur Irwan salah seorang pengagas ide website yang paguyuban kaum muda Bintaran. ”Saya dapat belajar dan kemudian mengaplikasikan apa yang saya dapat dari komunitas kaum muda yang lain melalui internet untuk mendukung gerak langkah karya pastoral kaum muda di paroki saya sendiri,” ungkap Edgar. Arya salah seorang netter muda yang mengelola dan pendamping webblog mudika Bintaran. “Alasan kami cuma sederhana yaitu memfasilitasi anak muda yang aktif dan dinamis dan mengakomodir tren browsing dan surfing internet anak muda saat ini, sehingga dalam berbagai kesempatan mereka bisa mendapatkan sentuhan rohani” [8] Inilah harapan dan gagasan yang akan datang sehingga target audiens dalam blogger mudika paroki Bintaran. Harapan yang pasti blogger ini semakin menyemarakan, menginspirasikan dan membuaka wacana bagi kaum tua di paroki Bintaran.
VI. Penutup
Sejak dikeluarkanya dokumen resmi ini oleh Bapa Suci Yohanes Paulus II yaitu Ethics In Internet. Dokumen itu berisi bagaimana sikap gereja mengenai pengunaan teknelogi informasi yang berbasis internet baik secara moral maupun pastoral. Hal ini memberikan inspirasi pada para petugas pastoral baik itu para pastur, biarawan, biarawati, maupun petugas pastoral dari kalangan umat. Dalam Rangka menyambut baik ajakan Paus Yohanes Paulus II lewat dokumen resmi gereja tersebut. Saat ini telah banyak paroki-paroki atau paguyuban katolik memanfaatkan website dan email untuk mempermudah dan memperlancar komunikasi para anggotanya. Tak ketinggalan biara-biara, komunitas religius memanfaatkan sarana internet ini untuk memperluas tersebarnya kabar sukacita Allah. Arus yang sedemikian kuat dalam pemanfaatan internet dan aplikasi digital kedalam karya pastoral, menjadikan pertanyaan apakah hal ini sekedar tren atau merupakan peluang atau justru tantangan dalam karya kerasulan gereja? Pertanyaan demi pertanyaan muncul dan menjadi sebuah penegasan dalam memanfaatkan teknologi informasi yang sangat pesat berkembang. Seberapa banyak pengunjungnya website gerejawi ini dan mengingat begitu banyak keperluan dan kebutuhan yang bisa di akses dari internet, dan masih luasnya lahan pastoral di dalamnya maka hal ini menjadi tantangan serius bagi gereja. Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan.Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." (Matius 4:18-19) dari cukilan bacaan injil tadi memberikan gambaran pada kita bahwa ladang pewartaan dalam dunia internet sangatlah luas. Jaring yang kita terbar adalah sebagian kecil dari tidakan kita memyebarkan kasih Allah tersebut.[9] Bagaimana kelanjutanya dari pastoral internet bagi kaum muda ini? Mari kita dukung dan bantu sekuat tenaga yang kita miliki karena dunia membutuhkannya.
Bahan Bacaan pokok
1. Dwi harsanto, Pr. Bangkit Dan Bergeraklah! Bagaimana memulainya ?, dalam
<
2. Bagus Sumitro, Era Digital Dalam Gereja, dlm <
Tahun LVI-No: 06–Maret-II-2006 hal 10
3. Dekrit Inter mirifica
4. Ethics In Internet
Bacaan Pendukung
1. http://www. ber-komsos. blogspot.com
2. http://www. mudikaBintaran.blogspot.com
3. http://www.kasemarang.org
4. http://www.saintjosef.com.au
5. http://www.vatican.va
[1]. bdk. Etics In Internet. art 1.
[2].Ethics In Internet.art 1 (www.vatican.va)
[3] lih. Dekrit Inter mirifica art.3
[4] Saat ini website Keuskupan Agung Semarang memuat link dari berbagai website paroki dibawahnya atau kegiatan mudika dan berbagai link yang berkaitan erat dengan pastoral praktis. Lihat saja http://www.kasemarang.org
[5] Bagus S, Era Digital Dalam Gereja, dlm <
[6] Y. Dwi harsanto, Pr. Bangkit Dan Bergeraklah! Bagaimana memulainya ?, dalam <
[7] Y. Dwi harsanto, Pr. Bangkit Dan Bergeraklah! Bagaimana memulainya ?, dalam <
[8] Bagus S, Era Digital Dalam Gereja, dalam <
[9] Bagus S, Era Digital Dalam Gereja, dalam <
1 comment:
Saya sangat suka situs Anda. Excellent konten. Silakan lanjutkan posting cotent mendalam tersebut..
Post a Comment